Selasar Pendidik Hebat : Pedagogi, Refleksi Guru Di Masa Pandemi

Pendidikan di Indonesia kini telah berubah. Tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar di sekolah dan tatap muka antara guru dan murid pun dibatasi. Digitalisasi dalam pendidikan kini telah dilakukan selama lebih dari tujuh bulan dikarenakan Pandemi. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kini menjadi acuan yang digunakan para guru mengikuti arahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Berbagai cara untuk beradaptasi telah dilakukan oleh para guru guna tetap memberikan pelajaran. Tentu tidak mudah karena berbagai kendala mulai dari persoalan sinyal hingga efektivitas kegiatan PJJ masih dipertanyakan. 

Didasarkan niat untuk membantu para guru, Hoshizora Foundation menyelenggarakan kegiatan Selasar Pendidik Hebat yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru atau tenaga pendidik agar dapat memberikan kualitas pendidikan yang terbaik bagi anak didik di masa pengajaran jarak jauh dan membangun ketahanan pendidikan atau education resilience. Kegiatan ini diikuti bersama 58 guru atau Koordinator Wilayah Hoshizora Foundation dari berbagai daerah.

Ada Tujuh kelas daring yang berjalan selama tiga bulan adalah serangkaian acara dari Selasar Pendidik Hebat. Tiga dari ketujuh kelas daring, Hoshizora Foundation berkolaborasi dengan Gagas Inspirasi Nusantara (gagasin.co) sebagai narasumber materi. Materi yang dibawa oleh Gagas Inspirasi Nusantara meliputi pedagogi, mengajar kreatif, dan juga proses pengajaran di masa pandemi.

Kelas pertama, yakni Kelas Pedagogi dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2020. Bersama Cahya Wulandari dan Ria Kesuma Perdani dari Gagasin.co, para guru akan menilik kembali hal-hal mengenai pedagogi. Pedagogi memang sudah akrab dalam kehidupan para guru. Namun, dengan mengingat kembali makna dari pedagogi juga perlu dilakukan sebagai penyegaran terutama dalam masa pandemi seperti ini.

Kelas diisi dengan pemaparan dari Cahya Wulandari mengenai refleksi Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang terbagi dalam lima gagasan, yaitu :

  1. Pendidikan berorientasi pada peserta didik
  2. Pendidikan harus dilakukan secara holistik (kognitif dan jasmani)
  3. Pendidikan bertujuan membangun kebudayaan, membangun peradaban bangsa
  4. Pendidikan harus bertujuan pada perubahan budi pekerti yang berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebijaksanaan
  5. Pendidik harus lah menghargai keragaman peserta didik

Tidak hanya membahas mengenai gagasan saja, tapi para guru juga diajak berdiskusi bersama mengenai pembahasan empat teori belajar, yaitu teori Behavioristik, Cognitivism, Constructivism, dan connectivism.

Materi yang dibawakan oleh dua kolaborator dari Gagasin.co memberikan banyak pandangan baru untuk para guru. Penting bagi para guru untuk menguasai materi tersebut sebagai bahan refleksi sehingga bisa mengakomodasi keragaman siswa di dalam kelas. Di samping itu, materi ini juga menjadi pengingat bagi para guru bahwa pengetahuan pedagogi dan penguasaan materi belajar adalah kombinasi yang tepat agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *