Hidup Sederhana Tidak Menahan Cita-citaku yang Besar!!

Kenalkan, aku Adel dan aku ingin jadi dokter!

Namaku Adel, kini aku sudah kelas 7 di salah satu SMP Negeri di Bantul. Aku tinggal dengan Ayah, Ibu dan adikku. Ayahku bekerja sebagai kuli bangunan dan Ibuku membantu membuat kerajinan kardus jam tangan. Di samping pekerjaan mereka, untuk mendapatkan uang tambahan terkadang mereka menjual ayam dan entok peliharaan di pemotongan unggas. 

 

Aku sangat menyayangi kedua orang tuaku! Untuk membahagiakan keduanya, aku bertekad menjadi anak yang rajin. Aku juga selalu menyempatkan membantu orang tuaku memotong pola kardus di sore hari. Di samping itu, tentu aku tidak melupakan kewajibanku tetap belajar dan mengajari adikku. 

 

Dahlia Poland dan R.A Kartini adalah dua sosok perempuan keren yang menginspirasiku untuk jadi perempuan hebat. Perjuangan Dahlia Poland menjadi model terkenal mengajarkanku untuk berjuang. R.A Kartini juga sangat menginspirasiku karena beliau adalah simbol kebangkitan perempuan nusantara yang bikin perempuan bisa bersekolah. Kedua idolaku membuatku ingin menjadi hebat! Makanya, cita-citaku adalah mejadi seorang dokter! Ibuku mendukung cita-citaku ini dan selalu menyemangatiku belajar lebih giat.

 

Ragam tantangan ku hadapi.

Selama di sekolah, aku memiliki banyak prestasi baik yang akademik ataupun di bidang seni. Di Akademik aku meraih rangking 1 setiap semesternya sampai kelas 3. Lalu di bidang seni aku meraih Juara 1 Penulisan Puisi Tingkat Sekolah Jenjang SD/Sederajat pada Festival Literasih Bantul. Tidak hanya itu, aku juga pernah mewakili sekolah mengikuti Lomba Cerdas Cermat Matematika antar Kecamatan saat aku kelas 5 SD. Buatku, bersekolah tidak hanya belajar tapi juga berprestasi!  

 

Ngomong-ngomong soal prestasi, kedua orang tuakulah yang selama ini selalu mendukung dengan mendampingiku belajar agar aku bisa mempertahankan prestasi. Merekalah yang menyemangatiku untuk ikut lomba CCA dan MIPA tanpa memikirkan menang atau kalah. Mereka berharap aku bisa sukses, membawa nama baik orang tua, dan bisa hidup mandiri. Oleh karena itu, aku selalu berusaha untuk membalas dukungan orang tuaku dengan rajin belajar dan mencari pembelajaran secara mandiri seperti membaca dan mencetak materi dari pembelajaran jarak jauh.

 

Selama bersekolah aku mengahadapi banyak sekali tantangan. Pertama, aku dulu pernah terlambat membayar SPP hingga aku di-bully oleh teman-temanku. Lalu, aku bercerita jujur apa adanya kepada guru dan pihak sekolah tentang alasanku telat membayar SPP. Syukurlah, sekolahku setuju untuk menunggu uang dari PKH dan PIP atas namaku turun. Orang tuaku selalu bilang bahwa aku tidak perlu memikirkan biaya sekolah, yang terpenting adalah terus bersekolah.

 

Kondisi pandemi mempersulit lingkungan belajarku. Selain mata pelajaran yang semakin sulit, fasilitas belajar seperti buku panduan pun tidak kudapatkan dari sekolah. Lebih beratnya lagi, HP yang biasa kugunakan untuk sekolah online harus digunakan secara bergantian dengan ibu dan adikku saat itu. Belum lagi, masih sulitnya jaringan internet di tempatku untuk bisa belajar secara daring.

 

Kabar baik dari teman

 

Suatu saat, ibuku mendapatkan informasi mengenai adanya pendaftaran beasiswa di Hoshizora dari temannya sehingga ia langsung mendatangi kantor Hoshizora untuk meminta informasi lebih lanjut. Namun sayangnya, saat itu, periode pendaftaran beasiswa sudah berakhir sehingga aku harus menunggu satu tahun lagi untuk mendaftar.

 

Akhirnya di tahun selanjutnya, aku mendaftarkan diri melalui sekolahku. Selang beberapa bulan, rumah kami dikunjungi oleh tim Hoshizora untuk dinilai. Tidak lama setelah itu, aku dinyatakan lolos seleksi dan berhak menjadi Adik Bintang penerima Beasiswa Mimpi Anak Negeri. Aku sangat senang sekali bisa menjadi Adik Bintang Hoshizora. Beasiswa tersebut aku gunakan untuk membayar buku sekolah, dan kuota internet saat sekolah daring. Aku pun semakin semangat belajar dan konsisten untuk memperjuangkan mimpi menjadi dokter. 

 

Ibuku merasakan  perubahan yang cukup signifikan dengan adanya beasiswa yang kuterima Sekarang ia lebih tenang karena saat ada tagihan ataupun keperluan sekolah kami bisa langsung menggunakan beasiswa dari Hoshizora. Sekarang, aku bisa fokus untuk sekolah dan belajar. Terima Kasih Hoshizora!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *